Kamis, 26 September 2024

 

Konsep Pemikiran Pendidikan Ki Hajar Dewantara (KHD)

Menurut KHD ada 3 prinsip untuk melakukan perubahan atau sering disebut 3 asas Trikon, di antaranya yaitu: kontinuitas, konvergensi, dan konsentris. Kontinuitas maksudnya adalah ketika belajar kita harus berkelanjutan. Kita tidak boleh melupakan budaya dan sejarah dalam melakukan perubahan. Konvergensi maksudnya adalah pendidikan harus memanusiakan manusia dan memperkuat nilai kemanusiaan kita. Dan yang terakhir adalah konsentris maksudnya adalah pendidikan harus menghargai keberagaman dan memerdekakan pembelajar. Jadi jelas sekali terlihat bahwa pendidikan itu memerdekakan. Dengan mempelajari modul 1.1 ini sebagai seorang pendidik pemikiran saya mulai terbuka bahwa seorang guru harus tetap terbuka dan mengikuti perkembangan zaman yang ada. Caranya dengan tetap menjadi filter bagi anak didiknya terhadap segala perubahan yang ada. Seorang guru harus menjadi agen perubahan dengan tetap memegang teguh budaya dalam berdialog.


Menurut Ki Hajar Dewantara pendidikan dan pengajaran adalah satu kesatuan yang saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan. Pengajaran sendiri menurut beliau merupakan proses pendidikan dalam memberi ilmu untuk kecakapan hidup anak secara lahir dan batin. Sedangkan pendidikan merupakan suatu kegiatan memberi tuntunan terhadap segala kekuatan kodrat yang dimiliki anak agar mampu mencapai keselamatan dan kebahagian setinggi-tingginya baik sebagai seorang manusia maupun sebagai anggota masyarakat.

Ki Hajar Dewantara mengibaratkan pendidik sebagai petani. Petani merawat tanaman sesuai kebutuhan tanaman tersebut agar dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Tanaman yang berbeda akan membutuhkan perlakuan dan perawatan yang berbeda. Perumpamaan tersebut memiliki arti yang mendalam bahwa guru selaku pendidik harus mampu melayani beragam bentuk kebutuhan belajar peserta didik. Agar peserta didik dapat berkembang sebagaimana mestinya sesuai kemampuannya masing – masing. 

Berdasarkan filosofi pendidikan dari Ki Hajar Dewantara sejatinya guru mampu memberi kebebasan bagi peserta didik untuk mengembangkan ide, bakat atau minat, serta berpikir kreatif. Inilah yang kemudian dinamakan sebagai merdeka belajar. Akan tetapi, kebebasan yang diberikan bukanlah kebebasan yang tanpa arahan. Guru juga harus memberi tuntunan dan arahan supaya peserta didik tidak membahayakan dirinya sendiri. 

Ki Hajar Dewantara juga mengingatkan kepada guru sebagai pendidik agar bersikap terbuka dan senantiasa mengikuti perkembangan zaman. Namun, perkembangan zaman tersebut perlu diselaraskan dengan kebudayaan negara kita. Indonesia memiliki potensi-potensi kultural dan sumber daya alam yang dapat dijadikan sebagai sumber belajar. Dasar pendidikan peserta didik berhubungan dengan kodrat alam dan kodrat zaman. Kodrat alam berkaitan dengan sifat dan bentuk lingkungan di mana peserta didik berada. Kodrat zaman bisa diartikan bahwa kita sebagai guru harus membekali keterampilan kepada peserta didik sesuai zamannya. Agar mereka bisa hidup, berkarya dan menyesuaikan diri. 

Adapun pemikiran Ki Hajar Dewantara mengenai kodrat alam dan kodrat zaman saat ini kita kenal dengan istilah pembelajaran berbasis kontekstual. Sumber pembelajaran berasal dari lingkungan sekitar peserta didik. Dengan demikian, peserta didik akan mudah mendapatkan pengalaman belajar karena sumber belajarnya berasal dari pengalaman hidup di daerah masing-masing. Selain itu, peserta didik akan merasa senang belajar bersama pendidik. Peserta didik akan selalu merindukan pendidik untuk belajar bersama, pendidik pun akan merasa senang karena menjadi pendidik membelajarkan pengetahuan atau ilmu sesuai keinginan atau kompetensi anak. Pendidik yang melaksanakan tugasnya dengan berdasarkan kontekstual ini berarti mempunyai relevansi dengan filosofi Ki hajar Dewantara bahwa pembelajaran berpihak pada murid. Hal ini sesuai dengan kurikulum merdeka belajar. Pendidikan di sekolah saya pun saat ini sudah berbasis kontekstual. Sumber belajar peserta didik berasal dari lingkungan dan pengalaman peserta didik. 

Merdeka belajar merupakan filosofi Ki Hajar Dewantar dimana memberikan sebuah kebebasan pada pendidik dan peserta didik untuk menjalankan proses belajar mengajar. Merdeka belajar memuat nilai-nilai pendidikan yang memanusiakan peserta didik serta meyakini bahwa peserta didik sebagai subjek utama dalam pendidikan. 

Namun realita di lapangan sekolah kami khususnya belum dapat maksimal dengan perubahan ini karena perlu adanya komitmen bersama mulai dari Kepala Sekolah, guru, serta orang tua untuk menciptakan merdeka belajar yang sesungguhnya dan juga perlu adanya gerakan baru untuk membuat kegiatan pembelajaran yang menyenangkan bagi peserta didik dan dapat menggali potensi yang dimiliki peserta didik.

Setelah mempelajari modul ini berharap kedepannya lebih meningkatkan kualitas diri, menciptakan ide-ide kreatif inovatif, menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan melaksanakan pembelajaran berpusat pada peserta didik. Saya juga berharap peserta didik saya dapat belajar dengan nyaman dan menyenangkan bersama saya. Saya berharap peserta didik merasakan merdeka belajar yang sesungguhnya. Melalui materi dan kegiatan dalam modul ini saya berharap bisa berbenah menuju perubahan merdeka belajar.


  Konsep Pemikiran Pendidikan Ki Hajar Dewantara (KHD) Menurut KHD ada 3 prinsip untuk melakukan perubahan atau sering disebut 3 asas Trikon...